Setelah sholat ashar berjamaah, Dani dan kedua orang tuanya berencana untuk datang ke seorang pria yang sering dipanggil Habib oleh warga di sekitar komplek. Mereka berniat untuk menanyakan hal aneh yang belakangan ini sering terjadi di dalam rumah kontrakan Dani itu. Dan yang paling penting adalah mereka juga ingin menanyakan bagaimana caranya bisa melepaskan janji yang sudah terlanjur terucap kepada orang yang sudah meninggal.
Mereka bersiap dengan berjalan kaki. Karena memang tidak ada kendaraan lain yang ada di rumah Dani selain motor tuanya itu.
Lagipula rumah Habib itu juga tidak terlalu jauh dari rumah Dani.
Hanya saja kaki Wati masih belum bisa diajak jalan cepat, akhirnya mereka berjalan sangat pelan karena Wati menolak untuk tinggal di rumah sendirian.
"Ibu yakin masih kuat jalannya? Kan bapak tadi udah bilang jangan ikut. Biar bapak sama Dani aja yang datang ke sana," ujar Wahyu yang merasa tidak tega melihat istrinya sudah kelelahan.
