Qei masuk ke dalam ruangan Ryan. Sesuai apa yang Ryan katakan, di ruangan yang kedap suara ini mereka hanya berdua. Entah apa yang akan Ryan bicarakan kepadanya. Namun, Qei yakin itu sangat penting. Terlihat dari wajahnya yang tampak gusar gundah gulana.
"Katakanlah, apa yang membuatmu ingin berbicara denganku?" tanya Qei memulai percakapan.
Ryan memainkan jemarinya. Sejujurnya, ia tak mau melakukan ini. Namun, ini sudah keputusan dari atasan yang harus mereka jalani.
"Ada hal penting tentang penculikan anak itu, ini terkait dengan motif pembunuhan berantai yang kian hari makin marak korban," ujar Ryan.
"Apa maksudmu? Katakanlah dengan lebih rinci dan jelas," suruh Qei.
"Atasan kita meminta kita berhenti menyiasat masalah ini sekarang," ucap Ryan.
Bagaikan tersambar petir, Qei terkejut bukan main. Bagaimana bisa mereka meninggalkan begitu saja hukum yang harus ditegakkan dengan adil ini? Bahkan banyak sekali korban yang berjatuhan dalam masalah ini.