Pagi yang cerah membangunkan Lia dari tidur nyenyaknya. Bagaimana tidak, dua hari ini Lia tak bisa tidur dengan baik. Bahkan tubuhnya juga babak belur karena banyaknya siksaan yang Beni berikan kepadanya.
Gadis itu membuka matanya. Ia pun langsung berusaha untuk berjalan menuju ke kamar mandi. Badannya dari kemarin serasa sangat lengket sekali. Namun, baru saja satu langkah ia berjalan. Tiba-tiba, dirinya terjatuh begitu saja.
"Argh!" ringis Lia kesakitan.
Kakinya terasa amat sangat menyakitkan, bukan hanya itu seluruh tubuhnya sudah perih dan nyeri. Lia merasa jika dirinya sulit untuk bernapas kala sudah bangun.
Mendengar teriakan kecil itu, buru-buru Qei menghampiri Lia yang sendirian di kamar. Qei terkejut karena Lia terjatuh dan meringis kesakitan seraya memegangi kakinya.
"Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa jatuh?" tanya Qei cemas.
Lia masih belum bisa menjawab. Qei pun mengangkat tubuhnya untuk duduk di tepian ranjang dan Qei memeriksa kaki kecil gadis itu.