Chereads / Istrimu Ganas: Tuan Berhati-hatilah! / Chapter 36 - Badai Segera Dimulai (1)

Chapter 36 - Badai Segera Dimulai (1)

Luo Weibing pada akhirnya tidak jadi untuk tetap tinggal. Bukan karena dia takut pada ayahnya, namun saat Zhao Youlin menyebutkan hal tadi, seketika pria yang dia lihat di kafe belum lama ini tiba-tiba muncul di benaknya.

Meskipun keduanya telah bercerai, tapi Luo Weibing memiliki intuisi bahwa hubungan keduanya tidak akan berakhir begitu mudah. Dan sebagai teman, dia akan tetap bersikap baik dan patuh dengan tidak melakukan sesuatu yang di luar batas. Akan lebih baik untuk bersikap sewajarnya.

Setelah mengantar Luo Weibing pergi, Zhao Youlin lalu membawa Joy dan berjalan menuju lift. Rumah baru mereka terletak di lantai ke 21, tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, dan letak rumahnya tepat berada di tengah-tengah gedung.

Zhao Youlin menggandeng Joy di satu tangannya dan koper berada di tangan lainnya. Ketika dia sampai di lift, dia menyadari bahwa struktur apartemen ini tidak seperti apartemen pada umumnya yang hanya ada tiga atau empat keluarga di satu lantai. Sebaliknya disini hanya terdapat satu keluarga di setiap lantainya. Berada di lokasi yang begitu mewah, serta apartemen dengan ukuran beberapa ratus meter persegi di setiap lantainya.

Zhao Youlin sangat menantikan rumah baru mereka, dia kemudian membuka kunci pada pintu besar apartemen itu dengan kunci yang telah diberikan oleh kepala pelayan sebelum keberangkatan mereka.

Begitu dia melangkah kedalam, mereka disambut oleh aroma keanggunan yang kuat, aroma itu terasa lebih menenangkan daripada di rumah keluarga Mu. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa rumah keluarga Mu lebih bergaya Eropa, dan rumah tersebut dominan berwarna putih. Sedangkan apartemen ini terlihat lebih modern, dengan warna utamanya adalah hitam dan putih, yang terlihat mewah namun masih memiliki sedikit suasana kesejukan.

Zhao Youlin sekilas memperhatikan tempat di mana dia akan tinggal, dan menemukan bahwa selain kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi, apartemen ini bahkan memiliki kolam renang besar dan beberapa fasilitas untuk bermain.

Zhao Youlin cemberut, di satu sisi, dia menghela nafas dalam hati pada kehidupan kapitalis yang nyaman dan mewah. Dan di sisi lain, dia menghela nafas pada kemurahan hati Mu Tingfeng kepada mantan istrinya. Mungkin ini salah satu alasan utama mengapa Mu Tingfeng berani membuat keputusan besar dengan menceraikan mantan istrinya.

Bagaimanapun masalah makanan, pakaian, rumah, dan transportasi lalu kebutuhan dasar lainnya telah diselesaikan. Ini sudah sangat membantu menyelesaikan masalah terbesar Zhao Youlin sejak dia terlahir kembali.

Setelah membawa Joy berkeliling rumah baru mereka dalam suasana hati yang baik, Zhao Youlin menyingsingkan lengan bajunya kemudian mulai membersihkan rumah.

Untungnya, meskipun apartemen ini tidak ditempati, tapi dapat dilihat bahwa pengurus rumah tangga disini selalu rajin datang untuk membersihkan tempat ini. Tentunya hal ini sangat meringankan pekerjaan Zhao Youlin.

Dia hanya membersihkan kamar tidurnya dan satu kamar kosong saja. Lalu esoknya, berencana pergi keluar membeli beberapa mainan untuk Joy. Ibu dan anak itu sekarang sudah menjadi jutawan, jadi sesekali tidak apa-apa untuk menjadi boros.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Zhao Youlin memutuskan untuk tidur siang sambil memeluk Joy di lengannya. Dia belum pernah merasakan tidur nyenyak selama beberapa hari tinggal di rumah keluarga Mu.

Ibu dan anak yang saling berpelukan dan tertidur lelap itu, tidak tahu kehebohan macam apa yang disebabkan oleh perceraian Zhao Youlin dan Mu Tingfeng dari keluarga Mu, serta masyarakat kalangan atas yang berhubungan dengan perceraian mereka.

Suara keras tiba-tiba terdengar dari rumah keluarga Zhao, Li Hongyu yang melihat pecahan kaca hanya dapat menarik nafas perlahan. Dia dengan hati-hati memanggil pria yang sedang marah tersebut, tak jauh dari tempatnya, "Shuncheng…"

Pria yang membelakanginya tiba-tiba berbalik, matanya merah karena marah, dan menggeram seperti binatang buas yang telah terjebak di jalan buntu, "Beraninya dia membuat perceraian dengan begitu percaya diri, beraninya... beraninya dia!"