Jantung Sheng Yue berdebar kencang, muncul rasa benci yang luar biasa.
Akan sama saja pengaruhnya kalau dia tetap masuk ke sekolah ini walau tidak dalam kelas yang sama.
Han Jingyu memperhatikan Sheng Yue tidak berkonsentrasi, ia mengangkat alisnya sedikit, dan mengetuk meja.
Sheng Yue gelisah karena takut dia akan melihat ke luar dan melihat Sheng Yang yang begitu cantik, tapi itu semua terlambat...
Han Jingyu perlahan mengangkat kepalanya dan menatap ke luar jendela.
Sheng Yue menatapnya dengan cemas.
Tiba-tiba, seperti ada cahaya aneh melintas di mata Han Jingyu. Jarang sekali ia melihat seorang gadis dengan kecantikan seperti itu. Pertama kali, dia melihat gadis seperti itu dalam hidupnya.
Tapi hanya sesaat, Han Jingyu menarik pandangannya kembali, dan tidak bereaksi apapun.
"Ya Tuhan, Han Jingyu benar-benar orang yang kuat, dia tidak tergoda sama sekali."
"Itu benar, dia tidak dangkal seperti kamu."
"Bukankah kamu yang dangkal? Kamu yang menatapnya paling lama, dan kamu bahkan seperti akan menjatuhkan bola matamu."
Hati Sheng Yue benar-benar hancur, tapi ada sedikit rasa lega.
Untungnya, Han Jingyu bukan orang yang dangkal, dia hanya suka gadis dengan otak pintar dan nilai bagus. Dia tidak suka gadis yang hanya mengandalkan penampilan.
*
Chen Lan membawa Sheng Yang ke Kelas 7 dan semua orang bereaksi dengan cara yang sama. Orang-orang ramai membicarakannya.
Memang ada banyak gadis cantik, tetapi mereka memiliki penampilan dan temperamen yang bermacam-macam. Sedangkan gadis seperti ini hanya ada di langit, jarang terdengar dia turun di dunia.
Kemudian seorang anak laki-laki berdiri dan berteriak dengan penuh semangat, "Bagus, nilai terbaik, nilai rata-rata, kelas percontohan, kita selalu kalah dalam hal itu. Kita selalu ada di posisi kedua dalam segala hal. Akhirnya sekarang seseorang bisa mengambil posisi pertama. Bunga sekolah ada di kelas kita!"
Wajah Chen Lan seperti runtuh, padahal dia baru saja masuk dengan teman kelas baru. Beginikah akhir dari hidupnya?
Dia buru-buru memandang Sheng Yang dengan cemas, "Tidak apa-apa, walaupun teman sekelasmu seperti ini, tetapi mereka memiliki kepribadian yang baik. Akan baik-baik saja setelah berkenalan dengan mereka."
Sheng Yang menatap bocah itu dengan serius, "Mungkin dua dulu."
Anak laki-laki itu: "? ? ?"
Siswa lain: "???"
Senyum Chen Lan sedikit kaku. Teman sekelas baru mereka itu tampaknya kurang dapat diandalkan dibanding anak paling nakal di kelasnya. Walau begitu kepercayaan diri adalah hal yang baik.
Dia telah melihat resumenya, dan dia telah membuat kemajuan besar di sekolah menengah di desa pada tahun lalu, dan bahkan mendapat tempat pertama dalam ujian. Tapi tempat pertama di sana tidak ada apa-apanya dibanding di sini.
Dengar-dengar bahwa di sekolah itu hanya ada beberapa puluh siswa di tiga kelas.
Namun, Sheng Yang tidak bisa berbuat apa-apa. Nilai tertinggi di sekolah menengah pinggiran kota hanyalah nilai sempurna, dan nilai sempurna pun ada batasnya.
"Duduk saja di sana." Chen Lan menunjuk ke sebuah kursi, dan seorang gadis duduk di samping kursi itu.
Tahun ketiga sekolah menengah adalah masa paling sering terjadi cinta monyet. Kecantikan Sheng Yang sedikit merepotkan. Apabila duduk di sebelah anak laki-laki khawatir akan membuat anak laki-laki itu sulit berkonsentrasi pada pelajaran.
Sheng Yang tidak bisa memilih, dan berjalan menuju tempat yang ditunjuk guru.
Saat istirahat, anak laki-laki paling nakal bergegas mengerumuninya, "Halo bunga sekolah, namaku Ou Ye."
Dari penampilannya, Ou Ye adalah orang yang sangat periang.
Anak laki-laki lain juga bergegas untuk mengobrol dengan Sheng Yang.
Di kelas sains, ada lebih banyak anak laki-laki dan lebih sedikit anak perempuan. Tentu saja Sheng Yang memiliki penampilan superior, tidak dapat dibiarkan begitu saja.
"Oke, oke, tidakkah kamu melihat bahwa teman sekelas kita baru saja tiba, apakah kamu tidak lihat dia sangat sibuk? Dia harus mengatur buku-buku, membaca jadwal, dan mengejar perkembangan pelajaran." Teman sebangku Sheng Yang adalah seorang gadis kecil manis dengan lesung pipi, bernama Fang Duo.