Matahari tampak malu-malu. Bersembunyi di balik gumpalan putih abu-abu, sinar ultraviolet tidak bisa menembus gumpalan itu, membuat suhu udara jauh lebih hangat.
Jam saat Liona keluar dari lobi rumah sakit tepat menunjuk angka sepuluh. Jika matahari bersinar seperti biasanya, maka suhu udara pasti sangat panas.
Namun, tetap saja. Walaupun matahari malu-malu, polusi udara cukup untuk membuat suhu udara di bumi naik.
Gas karbondioksida yang dihasilkan dari adanya kendaraan sudah cukup untuk menjadi satu sumber suhu udara yang tidak sehat.
Semilir angin menerpa hijab panjang Liona, Arkan telaten membantu Liona. Tangan kanannya menggenggam erat jemari tangan kiri Liona.
Tak jemu memandang, setelah empat hari di rawat di ruangan akhirnya Liona bisa kembali merasakan sejuknya udara.
"Ini gak ada sejuk-sejuknya! Penuh polusi," cicit Arkan.
Tangan kirinya beberapa kali mengibas-ngibas di dekat lekukan leher.