Di ruang rawat Liona, Nando diam membisu. Tangannya terus menggenggam erat jemari tangan kanan Liona.
"Bangun Liona," ucap Nando parau.
Tidak banyak yang dia inginkan selain kesembuhan Liona. Perawat bilang kondisi tubuh Liona mulai stabil, makanya di pindahkan ke ruang rawat. Tapi, kenapa Liona belum juga beranjak bangkit.
Kedua bola mata indahnya tertutup. Liona sempurna terlelap.
Bunyi cairan infus terdengar jelas. Nando menoleh beberapa kali pada tiang cairan infus.
Dia hanya ingin memastikan cairan infus berfungsi dengan normal dan tidak kehabisan cairan.
Liona sangat membutuhkan hal itu. Cairan yang bisa meningkatkan imunitas tubuh.
"Liona! Gue mohon bangun, semua orang panik! Mereka masih butuh bantuan lo!" sambung Nando.
Tiga puluh menit berlalu, ruangan itu semakin terasa mencekam karena Liona yang tak kunjung sadarkan diri.
Lima menit berikutnya seseorang dari luar membuka pintu ruang rawat Liona.
Ceklek,