Pukul delapan barulah sarapan pagi dimulai, molor hampir satu jam dari biasanya.
Papi bahkan sempat berbincang santai dengan Bagas dan Nando di ruang makan. Membicarakan banyak hal ditemani secangkir teh manis hangat.
Semua terjadi karena Arkan dan Liona terlambat. Ada untungnya ada ruginya.
"Pagi semuanya. Maaf telat!" seru Liona.
Di belakang ada Arkan yang juga tergesa-gesa datang dan langsung duduk di kursi yang biasa dia tempati.
"Yaudah. Sekarang langsung aja!" ujar Papi.
Dia sebenernya tidak terlalu lapar, tapi kasihan dua tamunya. Setidaknya Papi sebagai tuan rumah harus bisa menghargai dua tamu Liona.
Walau usia Papi jauh lebih tua dari tamu yang datang, tapi dia tetap berusaha untuk netral. Bersikap sopan dan santun sebagai tuan rumah.
Sarapan berlangsung selama tiga puluh menit, Liona dan Arkan cepat-cepat menghabiskan nasi di piring masing-masing.
Giliran Bagas dan Nando yang bersantai.