Langit pagi ini berwarna abu-abu, rintik hujan turun dengan deras tepat pukul tujuh.
Liona yang sedang berbaring diatas ranjangnya menoleh ke arah kaca besar yang tidak lagi ditutupi tirai.
Tetesan air hujan itu sebagian menempel di kaca, membuat suasana semakin terasa dingin.
Suara tetesan air hujan mirip seperti suara gerombolan lebah yang akan masuk ke sarangnya.
Awalnya pelan karena hanya rintik, lama kelamaan suaranya semakin kencang, pertanda hujan yang turun semakin banyak.
Hari ini Rio akan sempurna kembali. Tidur lelap di pelukan bumi, dan tidak ada siapapun yang menemani.
Liona ingin segera pulang, dia ingin bertemu dengan Rio untuk yang terakhir kalinya.
Walau saat nanti sampai di sana Liona tidak bisa lagi melihat wajah tampan Rio.
Dia hanya bisa berbisik lirih diatas keranda yang akan membawa tubuh Rio.
Sakit kembali menerpa hatinya. Memori ingatan kebersamaan itu kembali terputar.
