Kaku, dingin, tak ada lagi binar mata kecoklatan yang bisa Liona lihat dari kornea mata Rio.
Pemuda itu sempurna terlelap dalam tidur panjangnya. Semua rasa sakit yang dia derita selama ini perlahan terkikis.
Dan ini titik terkahir Rio berjuang, titik terakhir kehidupannya di dunia.
Setelahnya tidak akan ada lagi nama Rio dalam catatan penduduk, tidak ada! Karena Rio telah pergi, telah kembali pada-Nya.
Genap sudah perjalanan hidup Rio di dunia. Dan mereka yang kini berdiri di sampingnya adalah orang-orang terpilih.
Mereka yang menjadi manusia terkahir yang Rio temui.
"Liona,"
Suara parau itu terdengar nyaring di telinga Liona.
Cairan bening yang hangat kembali jatuh membasahi pipi, Liona tak kuasa melihat tubuh sahabatnya terbujur kaku tanpa denyut nadi.
Masih duduk di atas kursi rodanya, Liona meminta Arkan untuk membantu Liona mendekati brankar Rio yang akan di dorong perawat menuju ruang khusus jenazah.
