Gio, pemuda berusia 18 tahun yang baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas melangkah ringan menuju salah satu ruang yang ada di rumah sakit harapan.
Ruang ICU, tempat Lion dan Rio menjalani perawatan.
Tadi dia sempat mendapat kabar, jika Arkan tidak ingin ditemui oleh siapapun. Maka Gio berakhir terdampar bersama Bagas, Bara dan Ari. Menunggu kabar terbaru dari dua temannya.
Cemas melingkupi wajah, hati dan pikiran mereka yang duduk di depan pintu bercat putih yang tertutup rapat.
Perawat bergantian dengan dokter masuk-keluar. Tapi, tak ada satupun kalimat yang dapat mereka ucapkan.
Satu jam setelah Gio datang hasilnya sama saja. Tidak ada kabar terbaru yang bisa mereka dengar.
Untuk Lion, kedua orang tuanya bisa bernapas lega. Karena pria itu sudah sadar, tinggal memulihkan kembali kondisinya. Kemungkinan dua hari ke depan akan pindah ke ruang rawat biasa.
Sedangkan Rio, dia masih diambang bahaya. Setidaknya itu yang Gio tahu.