Momen itu terulang kembali, sayatan luka kembali menusuk hati Liona. Gadis itu tersenyum lemah, menatap nanar pintu berwarna putih yang diberi nama ruang ICU.
Saat kakinya hendak melangkah, ragu kembali mengungkung diri.
"Lion akan bertahan. Demi gue!" ucap Liona dalam hatinya.
Walau kemungkinannya sangat kecil, tapi Liona masih ingin menggantungkan harapan setinggi mungkin.
Dia ingin Lion kembali seperti sedia kala. Tidak terpasung di ruang perawatan yang dijaga ketat tim medis.
Liona ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Lion, bermain bersama menjelajah ke mana saja yang dia ingin kunjungi.
Tidak akan ada yang membantah, karena mereka sudah bebas. Remaja 17 tahun yang mulai mengenal dunia lebih jauh.
Semua orang yang hadir diam menunggu dengan cemas. Arkan berkali-kali mengelus lembut bahu Liona, menenangkan.
Bunda dan Ayah juga bergantian memberi asupan semangat. Mereka juga ikut ambil dalam rencana Lion.