"Iya bentar. Daripada Kakak teriak-teriak gak jelas mendingan siapin satu piring makanan lengkap buat aku!" sahut Liona dari balik pintu kamarnya yang tertutup rapat.
Jam dinding di kamar Liona menunjukkan pukul 6. Masih pagi! Kicauan burung bahkan kalah dengan suara nyaring Arkan.
"iya tuan putri! Cepetan turun! Jangan pake lama!" teriak Arkan lagi.
Dengus kesal keluar begitu saja dari hidung Liona, dia juga turut mendesis pelan, "Cih! Gak sabaran banget, padahal tiap hari juga kayak gini," gumam Liona.
Gerakan tangan Liona semakin cepat, dia memasukkan ponsel ke dalam tasnya. Lalu menyambar sepatu yang ada di samping ranjang, memakainya barulah setelah itu dia keluar. Berjalan keluar kamar menuju lantai bawah.
Bukan untuk sarapan, dia dengan santai melewati begitu saja sudut ruang makan di mana Papi dan Arkan sedang duduk menunggu kedatangan Liona.