Dua pria itu saling menatap, mata mereka kompak membulat.
"Lo ngapain di sini Lion?" tanya Rio.
Jangan bodoh, Lion memakai baju pasien sama dengan Rio, otomatis dia juga pasien di rumah sakit ini.
Lion balas menghela napasnya. Dia lantas duduk di samping Rio tanpa banyak bicara.
"Woyy!" teriak Rio, "Gue tanya, lo ngapain di sini? Pake baju pasien lagi!" ulang Rio.
Tapi Lion memilih tetap diam. Rasanya dia tidak perlu menjelaskan kenapa dia ada di sini. Sudah jelas.
Lenggang, beberapa menit hanya diisi suara jangkrik.
Dalam hatinya Rio tentu geram dengan sikap Lion, maka di menit berikutnya, "Ehhh budeg! Lo ngapain di sini. Gue nanya bukan curhat!" bentak Rio.
Tatapan mata Lion yang semula fokus ke depan, tertoleh ke samping. Menatap wajah Rio yang tampak memerah, tapi bibirnya pucat dan pecah di beberapa sisi.
"Lo bisa mikir, kan! Lo pinter, kan! Ya, gue di sini karena gue sakit. Lo bisa lihat juga, kan! Gak buta!" sahut Lion jengah.