Rumah sakit lagi, tempat yang tentunya tidak menyenangkan untuk dikunjungi.
Mobil Arkan masuk di barisan parkiran basemen satu, Ari dan Bara menunggu lobi karena parkiran motor ada di samping rumah sakit.
Sebelum Liona turun Arkan lebih dulu menggenggam erat jemari tangan kanan adiknya.
Liona sontak menoleh, menatap bingung wajah Kakaknya yang tampak sendu, "Ada apa Kak?" tanya Liona.
Arkan mengehela napasnya berkali-kali. Bagaimanapun dia harus menceritakannya pada Liona, "De, kamu jangan panik ya," ucap Arkan ragu.
Liona mengernyit, dia jadi semakin bingung, "Kenapa emangnya? To the point aja Kak! Liona mau ketemu Rio. Perasaan Liona gak enak!" balas Liona malas basa-basi.
Tangan Arkan mengelus lembut punggung tangan Liona, matanya yang bening menatap pilu wajah cantik Liona, "Sebenarnya Rio...," ucap Arkan menggantung.
"Rio kenapa?" desak Liona.
"Dia...," sambung Arkan. Lidahnya benar-benar kelu. Dia tidak tahu apakah yang dilakukannya ini benar?