Mobil berwarna hitam milik Liona melaju di jalan yang sepi dengan kecepatan tinggi.
Ayah bahkan menerabas lampu merah saking panik dan khawatir dengan kondisi Liona yang sampai saat ini belum sadarkan diri.
"Badannya makin dingin," celetuk Papi yang memangku Liona.
Lion dan Bagas diminta pulang ke hotel, memberi kabar pada Bunda yang kini mungkin tengah duduk resah dikamar karena mendapatkan kabar Liona tak sadarkan diri.
Jam menunjukkan pukul satu dini hari. Dan kini Ayah dan Papi tengah mendorong brankar Liona menuju ruang UGD.
Beruntung rumah sakit buka 24 jam, dan letak rumah sakit yang startegis mudah dijangkau membuat Liona bisa segera ditangani.
"Mohon untuk menunggu di luar ya Pak. Dokter akan melakukan pemeriksaan pada pasien," ucap suster yang tadi membantu mendorong brankar Liona.
Karena tidak ingin menghalangi pekerjaan dokter, Papi dan Ayah lantas keluar lalu duduk di kursi tunggu yang ada di depan pintu ruang UGD.
