Phonik yang membawa dua orang anggota kerajaan itu berhenti terbang, dia meliuk cepat sehingga saat ini dia sudah tidak lagi ada di udara. Rashad dan Livy turun dari punggung burung tersebut, sehingga kedua kaki mereka bersentuhan secara langsung dengan tanah. Di depan mereka berdiri gagah bangunan yang indah dan anggun, cukup terlihat menyenangkan.
"Hamba pamit Pangeran," ucap si burung yang kemudian kembali mengepakkan sayapnya, terbang ke udara.
Rashad dan Livy masih berdiri di sana, memandangi bangunan tersebut. Bangunan yang cukup mewah, yang memang ditempati oleh sejumlah putra dan putri dari berbagai kerajaan. Tak lama kemudian, seorang pria tua dengan rambutnya yang memutih sempurna, mengenakan jubah sewarna dengan rambutnya itu, dia berdiri di depan gerbang perguruan tersebut.