Randi duduk dengan tenang, berharap seorang guru yang dia tunggu itu. Sambil sesekali mengamati sekitarnya, dinding yang dibangun dari kayu dengan kualitas baik, dan ukiran yang indah. Ada beberapa ningali poto perguruan di sana, terpajang indah, terlihat sangat mengagumkan.
"Guru Gim," sapa Randi saat menyadari pria paruh baya dengan rambut panjang berwarna putih itu keluar menggunakan tongkatnya.
"Siapa kau anak muda, sepertinya au merasa sangat uang dengan wajahmu," ucap pria patuh baya yang merupakan guru besar di desa itu.
"Aku Randi, Guru. Mungkin Guru belum pernah bertemu aku sebelumnya, aku penduduk asli desa ini. Namun, namun tahun belakangan aku tidak ada di sini, aku sedang berada di Carvandalle."
Randi malah beramah tamah sekarang, tanpa melewatkan apa pun tentangnya.
"Ada apa kau menemuiku?" tanya pria patuh baya itu, terlihat tidak ingin banyak basa basi, atau sedikit membuang waktu berharganya.