"Aku memang memiliki keinginan untuk menghabiskan kehidupan ini bersamamu, tetapi itu hal yang sulit," ucap Jophiel, tersenyum seraya memeras lap basah yang tergenggam di tangannya.
"Apa karena posisimu sebagai salah satu dari Tujuh Malaikat Agung sehingga sulit untuk hidup berdampingan dengan manusia?" tanya Evan, memastikan.
Jophiel mengangguk seraya meletakan ember tersebut di atas nakas kayu. Manik matanya yang indah dan kulitnya yang putih membuat Evan begitu mengagumi kecantikan wanita tersebut.
"Tapi aku senang kau memiliki keinginan seperti itu. Kau membuatku semakin semangat untuk terus melindungimu." Jophiel menatap wajah Evan, pembawaannya begitu tenang dan anggun, garis bibirnya seringkali terangkat senyum untuk menebar kehangatan serta kenyamanan bagi siapa saja yang melihatnya.
Tangan lembut Jophiel meraih tangan kanan Evan, menggenggam dengan erat sembari meninggalkan satu kecupan sebagai tanda bukti cintanya pada Evan.