Mereka menikmati malam malam dengan penuh kehangatan, canda tawa, dan keramahan yang tercipta di antara mereka. Meskipun belum secara resmi, tetapi Milan dan Altair sudah menerima kehadiran Evan sebagai bagian dari keluarga.
"Kau juga akan mengerti kenapa Paman Evan jarang berada di rumah. Pekerjaannya yang penting menyebabkan dia harus banyak menghabiskan waktu di istana kepresidenan," jelas Sophie, Milan sama sekali tidak keberatan.
"Jika memang kau ingin bermain dengan Paman, kau tidak perlu sungkan untuk datang ke istana kepresidenan," jawab Evan.
"Apa aku boleh mengajak temanku ke istanamu, Paman Evan?" tanya Milan.
Evan melirik pelan ke arah Sophie dan Altair, kedua orang tersebut tidak memberikan respon apa-apa selain tatapan balik kepada pemuda tersebut. Hal itu menandakan kalau keputusan untuk menerima orang asing selain keluarga berada sepenuhnya di tangan Evan.
"Tentu, tetapi tidak boleh banyak dan harus teman yang kau percaya," balas Evan, tersenyum.