Chereads / Destino Del Amor / Chapter 2 - Apa salah ku ?

Chapter 2 - Apa salah ku ?

Aeeza berjalan menyusuri koridor sekolah dengan langkah lemas, rasanya dia ingin kurus berat sekali membawa beban berat badannya.

"Lihat deh, si babi jalannya susah banget" ejek Margarita teman Briana.

"Ha ha ha, ya iyalah berat banget orang dia aja kaya babi deh lihat aja sendiri" kata Briana dengan tawa sinisnya. Sedangkan Aeeza tetap berjalan tidak mau menggubris empat gadis itu yang memang sudah biasa membulinya. Luka kemarin saja belum hilang, Aeeza enggak mau cari gara-gara dan berujung dia harus kembali menerima luka.

"Oy Za!" panggil Clara teman satu-satunya. Aeeza hanya menoleh dan berdehem.

"Kemarin Lo kemana? Sorry ya gue tinggal soalnya bokap udah jemput duluan." kata Clara.

"Santai aja kali" jawabnya. Clara menoleh kearah kanan Aeeza, bisa ia lihat Briana and the geng ada disana menatap sinis mereka berdua.

"Ngapain mereka? Mereka enggak gangguin Lo kan?" tanya Clara. Aeeza hanya menggeleng, enggan rasanya menanggapi Clara yang temperamental ya sama kaya Briana cs.

Di lain tempat, dimana Briana cs berdiri sambil menatap kedua orang di depan mereka yang sama halnya tengah menatap sinis kepada mereka,

"Si Clara ngapain dah dekat-dekat sama si endut?" heran Lisya.

"Pacaran kali mereka, lengket gitu" tawa Hanna diikuti Lisya dan Margarita. Sedangkan Briana acuh saja.

"Tumben diem mulu?" tanya Margarita pada Briana.

"Sariawan ya?" tanya Margarita lagi.

"Malas aja" kata Briana.

"Gimana kalau kita kerjain aja tuh si Endut lagi" Ajak Hannah. Briana langsung tersenyum.

"Okey, gue juga ada permainan baru buat dia" smirk Briana.

Di dalam kelas, Clara merasa bosan dengan penjelasan guru di depannya. Menoleh kesamping mendapati sahabatnya tengah fokus pada mata pelajaran didepannya. Clara mendesah pelan, rasanya dia ingin cepat-cepat pulang sekolah. Tiba-tiba Aeeza berdiri meminta izin untuk pergi ke toilet. Clara ingin ikut tapi sama guru di depan enggak diperbolehkan. Ya sudah.

Aeeza berjalan cepat-cepat pasalnya dia sudah ingin mengeluarkan beban yang ditanggungnya di kamar mandi. Saat selesai buang air kecil, Aeeza mencuci tangannya. Suara pintu terkunci membuat Aeeza tersentak dan reflek menoleh ke belakang. Betapa soalnya dia, perempuan kelas lain hendak mengganti pakaian mereka. Aeeza terkejut.

"Oh Hai Za" sapa cewek tercantik di sekolahnya kalau menurut Aeeza mah. Aeeza tergugup, ia takut bagian bawahnya akan menegang jika ia berlama-lama disini.

"H-hai," gugup Aeeza.

"Haha, kenapa sih kaya lihat setan aja" tawanya, dia bernama Alena. Gadis cantik nan menggoda di sekolahnya, dia sangat ramah pada semua orang. Yah memang begitu, sudahlah cantik, baik, pokoknya Alana Zevanya adalah orang yang sempurna di mata Aeeza. Aeeza buru-buru keluar dari sana, ia tidak bisa berlama-lama, karena bagian bawahnya sudah sedikit menegang melihat betapa banyak gadis yang membuka pakaiannya di dalam toilet tadi, wajah Aeeza merah sempurna. Belum lama menetralkan degup jantungnya, Aeeza terkejut kala lengannya ditarik paksa menuju kelas kosong. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Briana cs. Aeeza menghela nafas lelah. Kali ini apalagi?, tanya Aeeza dalam hatinya.

"Lihat deh lucu banget mukanya, merah padam. Lesbi loh ya! Senang tadi lihat cewek di dalam sana telanjang depan muka Lo!" teriak Briana. Aeeza hanya menunduk saja. Bukan berarti ia takut, ia hanya tidak suka memandang wajah Briana yang sialnya cantik, ehh.

"Ha ha emang benar lesbi deh, menjijikan!" teriak Lisya menampar Aeeza. Aeeza tertoleh kesamping akibat tamparan Lisya. Briana maju dan menarik rambut sebahu Aeeza guna mendongakkan wajah Aeeza untuk menatapnya. Aeeza mau tak mau menatap mata Briana. Briana tersentak mendapati netra hitam legam dan tegas menatapnya. Briana terpana, namun sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya guna menampik kekagumannya atas netra Aeeza yang menawan. Briana mendorong Aeeza ke dinding. Berat badan yang tak seimbang membuat Aeeza jatuh kelantai dengan tangannya yang tak sengaja menarik lengan Briana. Sehingga Briana jatuh keatas tubuh gempal Aeeza. Wajah Aeeza merah padam kala ia mendapati wajah syok Briana yang melongo terkejut didepannya. Aeeza menyingkirkan Briana dari atasnya, ia berlari keluar dan menjauh.

"Woy babi! mau kemana Lo?!" teriak Margarita. Lisya dan Hannah membantu Briana berdiri, Briana masih kaya kelihatan kaya orang syok.

"Lo syok banget ya jatuh diatas tubuh si Endut hah" khawatir Lisya. Otak Briana masih loading memikirkan benda keras apa di balik rok Aeeza.

Aeeza masuk ke kelasnya, duduk dan menenangkan degup jantungnya, sial tadi dia turn on dan Briana? Apakah dia merasakannya tadi?, batin Aeeza takut, ia takut Briana akan menyadari kalau dia seorang funaturi dan habislah dia disekolah ini. Clara yang sahabatnya saja belum tahu. Aeeza harus benar-benar menjauh dari Briana.

"Woy!! Dipanggilkan malah diam aja!" teriak Clara sambil menggebrak meja. Saat ini tengah istirahat pertama. Aeeza mengelus dadanya, ia terkejut dengan tingkah bar-bar Clara.

"Santai napa? Kalau jantung gue copot gimana?" balas Aeeza ngegas. Satu kelas menatap kearah Aeeza, masih banyak yang di kelas rupanya. Aeeza membungkuk meminta maaf.

"Sisihkan udah bisa ngegas sekarang?" tanya Clara yang mendramatisir dengan menutup mulutnya. Aeeza cuma geleng-geleng kepala aja buat menanggapi Clara sahabatnya itu.

"Za pulang sekolah mau ngerjain tugas dimana?" tanya Silvia si wakil ketua kelas sambil duduk disampingnya Aeeza.

"Di cafe depan aja gimana setelah pulang sekolah, hari jumat kan pulang cepat" kata Aeeza, Silvia mengangguk mengerti setelahnya ia kembali ke bangkunya lagi.

"Lo ada kerja kelompok?" tanya Clara yang masang muka cemberut.

"Iya emang kenapa?" tanya Aeeza.

"Yah padahal gue mau ajak Lo ke mall, nonton gitu main ke Timezone" kata Clara yang ngedumel sendiri. Aeeza terkekeh melihat tingkah Clara. Ya bagaimanapun mereka dekat karena orang tua masing-masing ya g sibuk dan rumah mereka yang hanya selisih dua rumah. Clara Garcia, namanya.

Seperti yang sudah di janjikan Aeeza menunggu Silvia untuk mengerjakan tugas kelompok yang dibuat tiga orang, satu temannya sedang sakit jadi Aeeza hanya akan mengerjakannya dengan Silvia. Selama menunggu Silvia, Aeeza berjalan menuju gerbang namun seseorang menariknya dan membawanya ke gudang. Briana cs lagi, tapi tidak ada Briana disana. Aeeza tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Seperti biasa ia di pukuli habis-habisan oleh ketiga teman Briana ini, apa salahnya ia saja tidak tahu, tapi mereka seakan sangat membencinya, Aeeza bahkan tidak pernah menyenggol mereka duluan. Sejak hari dimana ia tak sengaja menatap Briana, tiga gadis di depannya ini selalu mencari gara-gara dengannya. Apalagi Margarita yang memukulnya dengan tatapan penuh kebencian. Aeeza terdiam kala rasa lain menyerangnya.