"Sofia...," panggil Mark. Pria itu mengusap pelan pipi Sofia yang mulai terlihat sedikit merah dan tak lagi terlalu pucat. n
Wanita cantik pemilik rambut panjang itu mulai membuka matanya perlahan. "Apa ada sesuatu yang terjadi?" Sofia selalu waspada dan ketakutan, ia selalu siap sedia jika terjadi sesuatu yang tidak terduga.
Mark menggeleng pelan, "Sofia, bisakah saya meminta sesuatu sebagai imbalan karena bersedia membantumu untuk membalaskan dendam?" tanya pria itu ragu.
"Saya bahkan tidak memiliki apa pun yang bisa saya berikan sebagai jaminan. Saya tidak memiliki barang berharga apa pun," jawab Sofia sembari memalingkan wajahnya.
Mark menggeleng pelan. "Tidak Sofia, kamu memiliki sesuatu yang membuat hatiku tergerak untuk memberikanmu pertolongan."
Sofia terdiam sekejap, "Apa itu?"
"Tatapan matamu mengingatkanku pada wanita yang sangat berharga dalam hidupku. Dia sudah pergi ke surga meninggalkan saya. Bisakah kamu menjadi dia untukku?" tanya Mark penuh harap.