Lilyana masuk ke dalam rumah kontrakan kecil di dalam gang kecil, dengan biaya murah dan jauh dari bising kendaraan juga polusinya. Ia benar-benar sendirian di tempat ini tanpa mengenal satu orang pun.
Setelah lelahnya sedikit reda, Lilyana berencana untuk mencari pekerjaan di sekitar pinggir jalan raya. Ia harus segera mendapatkan pekerjaan karena perutnya akan semakin membesar dan membuatnya sulit untuk bergerak bebas nantinya.
Jadi mulai sekarang ia harus bekerja keras untuk biaya persalinannya. Agar s.aat perutnya besar nanti ia sudah bisa beristirahat sebentar sebelum kembali memikirkan bagaimana caranya ia mendapatkan uang saat bayinya sudah lahir.
"Sabar ya sayang, nanti kamu pasti akan jadi manusia yang kuat dan tahan banting," kekeh Lilyana.
Wanita itu membuka separuh bajunya, mencolek perutnya main-main saat merasakan gerak dari dalam seperti seseorang sedang menggelitiknya.
"Apa itu kamu sayang?" gumam Lilyana dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
