Chereads / TRAPPED IN PAST LOVE / Chapter 38 - TIPL - Harus Jatuh Cinta

Chapter 38 - TIPL - Harus Jatuh Cinta

"Pilih salah satu!" ujar Herman. Tatapan Herman begitu serius saat menatap Peyvitta sekarang.

"Pah, aku belum ingin menikah. Aku masih betah menikmati hidup aku yang seperti ini, lagi pula aku gak tahu apakah aku sudah siap jadi istri atau tidak."

Sama sekali belum ada pikiran dalam diri Peyvitta untuk menikah. Mengurus diri sendiri saja masih membuatnya lelah, apalagi kalau dirinya harus sampai mengurus diri serta suami.

Rasanya semua itu akan membuatnya jauh dari kata lelah.

Sepertinya alasan lain yang membuat Peyvitta belum mempunyai pikiran untuk menikah di usianya yang sekarang, karena orang yang mempunyai ruang di hatinya belum pernah membahas hal ini, sehingga dirinya juga belum memikirkan hal ini.

"Nanti seiring berjalannya waktu, kamu akan siap. Kamu nanti akan bisa menjadi seorang istri," ujar Neli yang begitu mencoba meyakinkan Peyvitta agar Peyvitta menjadi begitu yakin untuk mau menikah.

Peyvitta menganggukkan kepalanya, memang Peyvitta juga mengerti akan hal ini. Peyvitta paham kalau pun dirinya sudah siap untuk menikah, Peyvitta juga tidak akan bisa begitu saja dengan mudah langsung terbiasa dalam status barunya.

"Aku tahu Mah, tapi sampai saat ini aku belum ada niatan untuk menjalin sebuah hubungan dengan ikatan yang lebih serius."

Cinta yang Peyvitta miliki masih ada pada batas yang biasa saja.

"Kenapa sih kamu susah banget untuk diatur? Kamu tinggal memilih salah satu dari keduanya, kalau kamu tidak mau memilih keduanya." Dengan begitu enteng Herman berucap seperti itu.

What? Keduanya? Gila aja gue harus sama mereka berdua.

Satu saja Peyvitta belum merasa sanggup, bagaimana ceritanya kalau dia memilih untuk bersama dengan keduanya?

Rasanya pikiran dia mungkin akan meledak dalam waktu yang cepat, terlebih entah sanggup atau tidak dirinya untuk bisa memenuhi kebutuhan serta kepuasan dari mereka.

Peyvitta menggelengkan kepalanya dengan penuh keyakinan. "Gak mau Pah. Aku gak mau pilih Kak Bima, karena aku gak mau membohongi Kak Bima. Kak Bima itu orang baik Pah, masa iya aku harus menerima Kak Bima hanya karena sebuah materi?"

"Kalau kamu tidak mau membohongi Bima, maka kamu harus jatuh cinta pada Bima. Dengan kamu jatuh cinta pada Bima, maka kamu tidak menyakiti hati dia."

Sedari tadi Herman begitu mudah berbicara mengenai hal ini, padahal yang Peyvitta rasakan tidak demikian.

Bagi Peyvitta rasanya begitu berat untuk dia bisa membuka hatinya kepada laki-laki, meski laki-laki tersebut adalah orang yang perfect.

Setelah terakhir dirinya menjalin hubungan percintaan saat masa SMA yang terbilang adalah sebuah cinta yang salah dia pilih, karena dia mengabaikan cinta yang begitu besar dari orang yang sebenarnya adalah orang yang mampu mengerti dirinya, sulit bagi Peyvitta untuk bisa membuka hatinya.

Peyvitta baru bisa membuka hati setelah 3,5 tahun lamanya dia tidak bertemu dengan pemilik ruang yang sebenarnya di hatinya. Peyvitta baru saja bisa menerima Leo setelah dirinya sudah ada di semester akhir masa kuliahnya.

Waktu itu Peyvitta memilih untuk Nathan sebab Peyvitta yang mendapat tekanan dari orang tuanya untuk melepaskan seorang Reynard, sebab kembarannya yang juga jatuh hati pada Reynard.

Saat dirinya sudah memilih untuk menerima Nathan, ternyata di sana dia mengabaikan orang yang salah. Rasa yang Peyvitta miliki pada Reynard begitu besar dan nyata, makanya tidak heran saat Peyvitta kembali dipertemukan oleh Reynard rasa itu kembali muncul dalam hatinya.

Gimana ceritanya gue mencintai dia, sedangkan di hati gue sendiri masih ada orang yang tidak bisa gue lupain sampai saat ini, bahkan hati gue sepertinya masih lebih mencintai dia, dibandingkan dengan Leo.

"Gak bisa Pah. Perasaan aku atau rasa cinta aku gak bisa aku paksakan untuk aku berikan pada siapa pun, aku akan bersama dengan dia yang aku cintai."

"Pah, Kak Bima itu bisa bersama dengan orang yang lebih baik dari aku. Kenapa Papah malah memperkenalkan Kak Bima sama aku lewat Ayahnya Kak Bima?"

Plak

Herman sudah tidak bisa mengontrol emosinya, sehingga sekarang dirinya langsung menampar Peyvitta begitu saja. Tidak ada sebuah perasaan tega dan juga kasihan yang Herman miliki untuk Peyvitta, karena sedari dulu mereka hanya memanfaatkan Peyvitta.

"Kamu benar-benar tidak bisa dikasih tahu dengan cara yang baik. Saya masih tunggu kamu untuk menentukan siapa orang yang menjadi pilihan kamu. Bima atau Pak Santosa?!" Herman meminta keputusan yang pasti dari Peyvitta.

Peyvitta menyisir rambutnya ke belakang, menundukkan kepalanya sambil memikirkan keadaan yang rasanya begitu sulit untuk dirinya. Peyvitta menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tidak bisa menerima hal ini.

Kenapa gue selalu terjebak dalam zona percintaan yang rumit?

Pikiran Peyvitta terbang. Sudah jelas bahwa Peyvitta tidak ingin bersama dengan Santosa, sebab Peyvitta tidak memiliki sebuah rasa apa pun pada Santosa, tapi dirinya juga tidak bisa bersama dengan Bima.

Benar-benar dalam pikiran Peyvitta, Bima itu begitu baik dan jauh dari kata pantas untuk dijadikan tempat pelarian dari masalahnya.

Rasanya akan jauh lebih baik jika Peyvitta memilih untuk membiarkan Bima, agar Bima bisa bersama dengan perempuan yang pantas untuknya.

Kenapa sedari tadi gue begitu memikirkan Reynard?

Setelah Peyvitta mengatakan tentang sulitnya mencintai, Peyvitta terus-terusan memikirkan Reynard. Sama sekali di luar dugaan, saat orang yang terbayang malah Reynard, padahal dia berstatus sebagai pacarnya Leo.

Sebenarnya siapa yang Peyvitta cintai?