Andi melihat Delvin kali ini, merasa sangat miris sekali. Bagaimana tidak? Selama ini, ia hanya melihat tawa dan senyum yang terpasang pada wajah tampannya, bukan raut kebingungan dan tatapan kosong seperti tadi.
Meminum wine dengan kadar alkohol rendah, Andi menatap sekeliling dengan dominan para wanita yang cantik.
"Ndi," panggil Delvin, sembari mengusap mulutnya yang habis memuntahkan seluruh isi di dalam perutnya.
Andi segera menoleh ke belakang, dan melihat Delvin yang berdiri di sana. Ia mengernyitkan keningnya heran, dan mengangguk paham setelahnya.
"Lo habis muntah, Vin?" tanya Andi pada Delvin.
Delvin mengangguk pelan, dan berusaha untuk duduk pada kursi di depan meja bar itu. Ia sesekali memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing, dan seperti orang yang hendak tertidur sekarang juga.
Seandainya saja di tempat ini ada kasur empuk, mungkin Delvin akan langsung menempatinya dan tidur di atasnya.
"G--gue pusing banget, anjir!"
