"Sudah, lepas!" Setelah kepergian Tari, dengan cepat aku melepaskan tanganku dari Abi, juga melepas tangan Abi yang dari tadi menempel di pinggangku.
"Aku sudah membantumu, kenapa kasar? Harusnya berterimakasih," ucap Abi, Bahkan Abi tau apa maksudku pada Tari, tapi kenapa dia membantuku? Bukannya selama ini dia begitu takut pada Tari.
"Terimakasih Abi, sekarang kamu bisa keluar!" seruku.
"Nggak, kita harus menyelesaikan masalah dulu."
"Masalah yang mana? Ku rasa masalahku sudah selesai, bahkan selesai dengan sangat baik."
"Tapi masalahku belum."
"Sudah lah, Bi, jangan menambah masalah, karyawanku bisa ...."
"Aku suamimu, Bell, aku ber hak ada disini." Sekarang Abi menyangkut pautkan hak suami istri, apa dia lupa dengan apa yang sudah dia lakukan tentang hak dan kewajiban?
"Bukan, Abi, sejak kamu memutuskan untuk menikahi Tari sejak itu juga bagiku kamu bukan suamiku lagi. Mungkin diatas kertas kamu masih suamiku tapi secara pribadi aku tidak menganggapnya," kataku mantap.