Chereads / Secret Wedding / Chapter 2 - Pertemuan Pertama

Chapter 2 - Pertemuan Pertama

Pagi ini seperti biasa Aldo berangkat kerja setelah makan bersama dengan adiknya, alin.

Begitu juga dengan alin, ia langsung melakukan aktivitas biasanya seperti membaca komik edisi terbaru yang ia beli seminggu lalu.

Selama membaca, alin makan cemilan dengan santai. Merasa cemilan nya sudah habis, alin berniat mengambil es krim di lemari es.

Namun saat alin membuka kulkas, ia tak melihat satupun es krim tersisa.

"Kenapa sudah habis?" Alin bertanya pada dirinya sendiri

"Sudahlah, aku akan membeli nya selesai makan siang." Alin berencana membeli stok es krim 2 kali lebih banyak dari sebelumnya.

Setelah selesai makan siang, alin langsung tancap gas ke tempat langganan nya membeli es krim.

Tak beberapa lama kemudian, alin keluar dari tempat itu dengan tangannya yang menenteng 4 kantong plastik yang berisi es krim.

Awalnya alin ingin mampir ke kantin Walton Company, karena pada dasarnya jarak toko es krim itu ke perusahaan tempat kakaknya bekerja tidak terlalu jauh. Namun alin mengurungkan niat nya, takut es krim miliknya mencair. Benar-benar penggemar berat es krim!

Saat di tengah perjalanan ingin pulang, alin melalui jalan pintas karena jalan utama di kota Las Vegas sedang macet.

Jalan pintas yang dilalui alin memang sepi, karena tidak banyak yang tau.

Tiba-tiba, citttt..... alin melakukan aksi rem mendadak, sebab ia melihat sekumpulan orang ber jas hitam sedang berdiri di tengah-tengah jalan. Alin dapat melihat jelas bahwa kumpulan orang itu sedang berdiri tegap di sekitar dua orang, satu laki-laki dan satu nya lagi perempuan.

Alin yang kesal karena jalan nya di hambat, langsung mengklakson dengan keras dan dilakukan nya berkali-kali karena orang-orang itu tidak bergeming dari tempatnya.

Alin yang merasa diacuhkan segera turun dari mobil dan berjalan menuju segerombolan orang itu.

"Hei, apa kalian tuli?!" Teriak Alin tidak sabaran

"Nona sebaiknya anda pergi dari sini." Kata seorang pria bernama Charles

"Bagaimana bisa aku pergi jika kalian masih berdiri di tengah jalan seperti ini." Ucap Alin jengkel

"Nona bisa lewat jalan lain." Balas arles

Alin yang ingin menjawab, perkataan nya langsung di potong oleh seorang pria bernama Axton

"Cepat pergi dari sini, kau mengganggu saja." Ujar Axton mengusir Alin

Alin tak mengindahkan perkataan Axton, ia beralih menatap seorang wanita di samping Axton yang wajahnya di penuhi memar.

"Kakaknya kenapa?" Tanya Alin khawatir dengan keadaan wanita itu

"A-aku tidak apa-apa." Jawab wanita itu gugup

"Hey kau! Cepat pergi dari sini, tidak usah ikut campur masalah kami." Axton menatap tajam Alin

Wanita manapun yang menatap Axton pasti akan terpesona dan dunia mereka seakan teralihkan oleh ketampanan Axton. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Alin, sebab bagi Alin tidak ada pria yang lebih tampan dari kakak nya.

"Enak sekali mulut mu itu berbicara, siapa kau hingga aku harus menuruti perkataan mu. Kau kan bukan presiden, apalagi jalan ini untuk umum. Jadi aku berhak untuk melewati jalan ini!" Tegas Alin

Orang-orang (Bodyguard Axton)yang berada di sekitar mereka tertegun dengan ucapan Alin. "Berani sekali wanita ini." Batin mereka

"Apa dia tidak tau sedang berhadapan dengan siapa?" Arles bertanya dalam hati

"Kau berani membantahku, kau tidak tau siapa aku?" Tanya Axton, seolah-olah seluruh dunia mengenalnya. Memang benar sih, siapa yang tidak kenal Keluarga Walton? Hanya Alin saja yang ketinggalan informasi, karena selalu mengurung diri di apartemen.

"Memang nya kau siapa?" Alin balik bertanya. Sekarang posisi tubuh Alin dan Axton berada di jarak yang cukup dekat.

"Aku adalah orang paling berpengaruh di negara ini, presiden yang kau sebut itu bukanlah tandingan ku. Kedudukannya yang tinggi itu hanya berlaku di negara ini, sedangkan aku adalah orang penting yang dibutuhkan oleh dunia! Aku yang memegang kendali atas perdagangan dunia. Kau hidup di dunia ini, berarti kau membutuhkan ku! Kau mengerti?!" Jelas Axton panjang lebar. Sampai-sampai para bodyguard nya sedikit membuka mulut, karena biasanya Axton tidak akan sudi berbicara panjang-panjang dengan orang yang menurutnya tidak penting.

Alin yang mendengar tuturan dari Axton hanya tersenyum tipis tapi terkesan mengejek.

"Aku ADELINE DWAYNE sama sekali Tidak membutuhkan mu, karena bagi ku kau bukan siapa-siapa.

Memang nya kau telah melakukan apa untuk ku, sehingga kau dengan mudah mengatakan

kalau aku membutuhkan mu."

"Singa ditakuti banyak hewan karena mental nya yang besar. Walaupun sesungguhnya ada yang lebih kuat dan cepat dari singa. Seperti buaya Nil yang memiliki gigitan 500 kali lebih tajam dari singa, dan cheetah hewan yang larinya paling cepat di dunia. Tapi dua hewan itu tau arti penting dalam hidup ini. Mereka tidak pernah mengakui bahwa mereka lah yang paling kuat dan berkuasa dari singa, karena mereka menghargai singa sebagai raja dalam hutan."

"Dan kau harusnya sadar diri! Bahwa kau itu tidak ada apa-apanya di banding Tuhan, kau hanya makhluk yang diberikan kesempatan untuk hidup. Yang paling dibutuhkan di dunia ini tentu saja Sang Pencipta, jika tidak ada Dia mungkin saat ini kau takkan bernafas. Jadi jangan sok dengan mengakui bahwa dirimu lah yang paling dibutuhkan di dunia ini. Aku saja tidak kenal kau siapa. Dan ya, jalan ini bukan punya nenek moyang mu, jadi menyingkir lah!"

Semua orang yang ada di sana diam-diam takjub dengan pemikiran Alin. Terlebih lagi setiap kata yang dikeluarkan seperti orang profesional.

Axton yang mendengar itu hanya bisa diam tak berkutik. "Baiklah karena hari ini mood ku sedang baik. Aku memaafkan mu, dan melepaskan mu hari ini." Ucap Axton masih dengan gaya cool nya. Tidak ingin malu, akhirnya Axton berkata demikian.

Sebenarnya ia sudah kalah telak, apalagi mendengar perkataan Alin yang terkesan seperti sedang berbicara pada para ahli.

"Huh, memaafkan? Memang nya aku salah apa? Aku sudah banyak menemui orang dengan lakon yang sama seperti mu. Aku yakin kau sadar bahwa kau sudah KA-LAH tapi kau tidak ingin mengakuinya dan memilih berbicara seperti orang yang benar saja." Setelah mengatakan itu Alin berbalik dan berjalan masuk ke mobilnya.

Para orang-orang ber- jas hitam itu menyingkir dari jalan saat mobil Alin ingin lewat. Tiba-tiba Alin memberhentikan mobilnya "Kak, cepat pergi dari situ." Alin menurunkan sedikit kaca mobil nya

"E-eh iya." Jawab wanita itu menahan ringisan

"Jangan tunjukkan wajahmu pada ku lagi, pergilah!" Perintah Axton

"Baik." Wanita itu segera berlari pergi meninggalkan Axton dan yang lainnya.

"Sudah ya, aku mau pergi dulu. Semoga kita tidak akan bertemu lagi." Alin segera menjalankan mobilnya dan pergi meninggalkan jalan itu

"Tidak akan berjumpa? He, itu takkan mungkin. Setelah hari ini, aku akan mewarnai hari-hari mu dengan penderitaan." Gumam Axton

"Mengapa aku merasa setelah hari ini tidak akan ada yang baik-baik saja?" Batin Alin dengan perasaan yang kurang baik

"Arles, kau taukan apa yang harus dilakukan?" Axton melirik Arles yang sedari tadi berdiri di sampingnya

"Ya Tuan Muda. Saya akan melakukannya sebaik mungkin." Balas Arles seakan mengerti apa yang diinginkan Tuan Mudanya.

"Malam ini kau harus memberitahu semua informasi tentang perempuan itu." Axton menahan amarah mengingat perlakuan Alin yang membuat dirinya malu di depan bawahannya sendiri.

"Baik Tuan Muda." jawab Arles lugas

"Entah apa yang akan terjadi setelah ini." Arles memikirkan nasib Alin di hari-hari berikut nya

"Kau dengar kan namanya tadi?"

"Ya Tuan Muda."

"Itu akan lebih mudah bagimu untuk mencari tahu asal-usul nya." Ujar Axton tersenyum smirk.

"Ya Tuan Muda."

"Apa tidak ada kata lain selain 'Ya' ? Aku bosan mendengar nya." Ucap Axton sedikit jengkel dengan sekretaris nya itu.

"Baik Tuan Muda."

"Mati saja kau!" Axton ingin sekali menebas kepala arles, walaupun hanya sedetik saja. Axton tau betul bagaimana sifat Sekretaris nya ini. Terkadang ia akan menjadi dingin, namun di saat ia sudah merasa dekat dengan seseorang ia akan menjadi lebih humoris.

Prinsip Arles hanya satu yaitu membuat semua yang ada di sekitar Tuan muda nya berjalan dengan lancar tanpa ada halangan.

Tiba-tiba Arles teringat lagi pada perempuan yang mereka temui siang hari itu.

Bukankah perkataan yang Alin lontarkan mempunyai banyak makna?

Ada 2 hal yang dipelajari Arles dari kejadian tersebut.

1. Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan.

2. Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

Kejadian singkat namun memberi banyak makna/pelajaran.