Kata pengantar : Rasa penasaran itu terus-menerus memenuhi benaknya hingga memberikan getaran aneh di hatinya.
Saat Anda penasaran, Anda menemukan banyak hal menarik yang harus dilakukan.
Sesampainya di rumah alin langsung memasukkan es krim yang di belinya ke kulkas. Kemudian ia mandi dengan campuran aroma pomegranate kesukaannya.
Lagi asyik-asyik nya berendam, alin malah teringat pada pria yang ditemui nya tadi sore.
"Pria itu memang tidak punya hati nurani! Bagaimana bisa dia melukai wanita itu?"
"Kasian sekali kakak itu, ia harus bertemu dengan pria gila sepertinya."
"Jika saja aku salah satu dari 'Parkae' akan ku buat hidupmu menderita." Gumam alin seakan ingin menenun benang kehidupan Axton dengan penuh penderitaan.
*Parkae adalah Dewi-Dewi dalam mitologi Yunani yang menentukan takdir hidup seseorang, sejak ia lahir sampai ajal menjemput nya.
Setelah selesai membersihkan diri, alin bergegas untuk menyiapkan makan malam.
Tok...tok...tok...alin membukakan pintu apartemennya dan terlihatlah kakaknya yang sudah seperti pemulung
"Kenapa muka kakak kusut seperti baju yang belum di trisitka?" alin menggandeng tangan kakaknya memasuki apartemen
"Setrika lin, bukan trisitka." Ujar Aldo memperbaiki kata-kata adiknya
"Ahh sudahlah itu sama saja, hanya beda pengucapan nya saja." Mendengar jawaban dari sang adik, aldo hanya diam saja. Tidak ada gunanya meladeni perkataan si mungil ini, dia tidak akan pernah berhenti bicara. Begitulah isi pikirannya
"Aroma apa ini?" Aldo mencium bau sedap dari dapur. Ia tahu bau itu berasal dari makanan yang sudah disiapkan oleh adiknya, sebab alin sangat ahli dalam hal masak-memasak dan itu ia wariskan dari ibunya.
"Ah ya aku sudah membuat makanan kesukaan kakak." alin menuntun kakak nya ke meja makan untuk makan bersama
"Kau tau saja kalau kakak mu sedang lapar."
"Inikan memang sudah waktunya untuk makan, jadi wajar saja kakak lapar. Dan saat tadi pagi alin melihat sarapan masih utuh, apa kakak tidak makan sebelum berangkat kerja?" alin menatap Aldo lekat
"Tidak Lin, kakak sudah terlambat pergi bekerja tadi." Aldo menghela nafas, akhir-akhir ini entah kenapa ia merasa pekerjaan nya bertambah banyak.
"Lain kali tidak boleh seperti itu lagi, apa kakak tau orang yang melewatkan sarapan memiliki resiko 27 persen terkena serangan jantung daripada mereka yang memiliki kebiasaan sarapan pagi. Banyak orang yang berpikir bahwa jika tidak sarapan mereka akan kurus tapi nyatanya tidak, mereka yang sering melewatkan sarapan malah akan terkena obesitas, diabetes, bahkan kolesterol tinggi." Keluar sudah ilmu kesehatan yang alin pelajari selama ini dan Aldo hanya diam tak berkutik.
"Kakak yang terlalu bodoh atau kau yang terlalu pintar?" Gumam aldo yang masih bisa didengar oleh alin
"Dua-duanya." Jawab alin santai
"Sudahlah ayo kita makan, bisa-bisa kakak mati kelaparan."
"Menurut penelitian, orang yang tidak makan akan meninggal dalam waktu 45-61 hari. Sedangkan orang yang mogok makan tapi masih mendapat pasokan air akan meninggal dalam waktu 28,36 dan 38 hari. Jadi kakak tenang saja karena kakak tidak akan meninggal hanya karena tidak makan dalam beberapa jam. Tapi juga tidak menjamin bahwa kakak akan terkena penyakit." Jelas alin panjang lebar
Tidak ingin berlama-lama lagi, aldo segera berdoa dan makan dengan lahap. Jika ia tetap mendengar penjelasan dari adiknya, bisa-bisa dia tidak jadi makan. Sedangkan perutnya sudah meminta jatah.
Selesai makan aldo langsung tertidur pulas di bedroom miliknya. Beberapa hari ini banyak klien yang susah diajak berkompromi, membuatnya harus mengeluarkan tenaga ekstra.
Sementara itu alin masih membaca buku dengan cemilan yang selalu menemani nya.
Jika di apartemen Alin dan Aldo sudah tidak ada pergerakan lagi, berbeda dengan di kediaman Walton yang terlihat masih ada aktivitas antara Tuan dan sekretaris. Sekarang Arles sedang memberikan data diri alin kepada Tuan muda nya.
"Oh jadi dia adik dari GM itu?" Ucap Axton setelah membaca sedikit tentang latar belakang alin.
"Ya Tuan muda." Jawab Arles
"He, sepertinya ini akan tambah menarik." axton tersenyum miring
"Bersiap-siaplah arles mulai besok kita akan lebih banyak bergerak dibanding sebelum nya."
"Saya akan selalu siap apapun yang Tuan muda perintahkan." Arles seakan mengerti apa yang akan dilakukan Tuan nya.
"Tapi sebelum kita beraksi, apa ada yang ingin kau katakan Arles? Mulut mu terlihat ingin berbicara lebih."
"Saya hanya berharap kali ini Tuan muda lebih bijaksana dalam mengambil keputusan." Inilah yang sedari tadi ingin dikatakan oleh Arles, jika tidak ia katakan akan terus mengganjal dalam hatinya. Ia merasa Wen berbeda dengan perempuan lainnya. "Perempuan itu memiliki aura yang kuat. Mata nya seperti elang dan otaknya berpikir seperti 'Hyena' yang selalu mengikuti naluri."
*Hyena adalah hewan terpintar di muka bumi karena dapat memecahkan masalah melalui nalurinya.
"Tidak biasanya kau berkata seperti itu, memang nya ada apa?" Tanya Axton melihat ada yang aneh dari asistennya
"Tuan, saya merasa otak perempuan ini sedikit berbeda dengan perempuan yang kita jumpai sehari-hari. Sepertinya kali ini kita harus berhati-hati dalam bertindak." Arles memberi petunjuk pada Tuannya agar berpikir dua kali sebelum bertindak, jangan sampai mereka yang salah langkah.
"Apa nya yang berbeda? Berhenti lah berpikir yang tidak-tidak dan lakukan apa yang aku katakan. Bukankah itu mudah?"
"Ya Tuan muda, saya akan melakukan nya."
"Sebenarnya apa yang membedakan perempuan itu dengan wanita yang sering menemaniku sehari-hari nya?" Axton ingin mengetahui jawaban dari Arles. Tapi ia gengsi, takut dikira bodoh oleh sekretaris nya itu
"Memangnya kau ingin aku melakukan apa pada perempuan itu?" Axton penasaran apa yang dipikirkan asistennya ini, jadi ia bertanya saja agar tidak buntu kedepannya.
"Sebaiknya kita melepaskan perempuan itu Tuan muda dan membiarkan nya hidup tenang seperti biasanya." Jawab Arles cepat, tidak usah bertele-tele menghabiskan tenaga saja.
"Jika tidak ingin kita yang terkena masalah."
Ucap Arles merasa ada yang aneh setelah bertemu dengan alin. Tapi disisi lain entah mengapa hati Arles agak tenang setelah melihat wajah alin.
"Tidak! Aku tidak akan membiarkan nya lepas begitu saja. Dia sudah membuatku malu di depan para bawahan ku sendiri. Aku harus memberinya pelajaran, jika aku tidak membalasnya mau di taruh dimana wajah ku ini." axton kesal setelah mendengar perkataan Arles. Perempuan yang sudah membuat nya malu tidak akan pernah hidup tenang!
"Sudahlah tidak ada gunanya juga aku mengatakannya pada mu, selain keras kepala gengsi mu juga tinggi sekali. Sia-sia saja jika berbicara padamu, sekarang aku hanya bisa melihat apa yang akan terjadi kedepannya." Batin Arles lelah menghadapi orang yang menjadi Tuan muda nya ini.
Tak seperti biasanya, langit pagi ini sedikit gelap dibanding kemarin. Padahal alin berencana untuk membeli buku rangkuman pengetahuan umum edisi terbaru. Tapi alin tidak terlalu peduli tentang cuaca pagi ini, mau cerah ataupun tidak intinya ia harus bisa mendapatkan buku yang diinginkannya.
Setelah sarapan alin langsung menonton televisi. Sebenarnya tidak ada yang dilihat alin dari TV tersebut karena menurutnya TV tidak pernah menyiarkan hal yang berguna dan menampilkan kesan yang tidak menarik. Alhasil penonton tidak mendapatkan ilmu ataupun informasi yang baik. Jadi tepatnya alin menyalakan TV agar ruangan yang ia tempati tidak sunyi. Itu saja, tidak lebih
alin menghabiskan waktunya dengan membaca buku, mendengarkan lagu dari earphone miliknya, makan makanan ringan dicampur teh, ditambah ia berbaring di sofa depan TV. Bukankah ini perpaduan yang sangat pas? Terlebih lagi jika turun hujan pasti akan menambah kesan introvert seseorang.
Berbeda dengan alin yang terlihat santai, sejak jam 6 pagi tadi, Aldo sudah berangkat kerja.
Saat orang tua mereka sudah meninggal, aldo berjanji akan membahagiakan adiknya. Ia akan berusaha untuk menuruti segala keinginan alin. Namun disaat aldo sudah berhasil seperti sekarang, alin hanya meminta uang saku agar dapat membeli buku. Itu membuat aldo merasa sedikit tidak senang, dulu aldo berfikir adiknya akan meminta dibeli barang-barang mewah tapi perkiraannya salah.
Tapi di sisi lain aldo juga bahagia karena alin tidak tumbuh menjadi anak yang manja, bahkan alin menjadi orang yang cerdas dan berakhlak.
~Tidak perlu semuanya diceritakan pada dunia. Tetap sisakan misteri. Bukankah rasa penasaran yang membuat mereka terus menggali lebih dalam tentang dirimu? Apa itu benar Tuan dan Nyonya besar?
Ada banyak hal yang sebenarnya lebih penting untuk dipertanyakan. Hanya saja sebagian orang memang memiliki rasa penasaran berlebihan.