"Bagaimana jika kamu makan sekarang, Nana? Kamu belum makan siang, kan? Nenek baru saja membuat sup sosis kesukaan Nana setelah mendengar suara cucu Nenek datang tadi."
Hera mencubit ujung hidung Nana dan membuat anak kecil itu memeluk Neneknya dengan erat ketika Hera sudah menyejajarkan tubuhnya dengannya.
"Nana memang sangat sayang Nenek. Hem ... andai saja Mama bisa bangun setelah muntah merah kemarin malam, Nana pasti akan lebih senang jika kita bisa berkumpul di sini bersama-sama."
Hera mengerutkan keningnya samar. "Muntah merah? Apa itu, sayang? Apakah Mamamu–"
*****
"Mama," panggil Mina, membuat Hera memandangnya dengan tatapan bingung
Namun ketika Hera memandang ke arah putri bungsunya, ia malah menggelengkan kepalanya pelan. Seakan-akan meminta Hera untuk tidak bertanya hal itu lebih lanjut.