Mengembuskan napasnya panjang, Mina memandang wajah Tama yang tampaknya terlihat cukup geram dengan dirinya yang lagi jatuh sakit. Terlebih lagi, ia jatuh di depan umum.
"Apa yang sebenarnya kamu keluhkan, Min? Kenapa kamu tidak ingin mengatakan apa pun di depan dokter, namun berulang kali jatuh sakit. Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu?" tanya Tama, memandang wajah Istrinya yang tampak tertekan, namun di sisi lain Mina tak memiliki pilihan lain selain bungkam.
Tama yang melihat itu, tentu saja merasa sangat frustrasi, ia bahkan memandang wajah Mina dengan tatapan benci saat ini.
Ia sangat khawatir dengan keadaan wanita itu, namun wanita yang ia khawatirkan itu seakan-akan tidak memedulikannya dan membuat Tama menjadi kelimpungan seperti ini.
"Ternyata seperti ini sosokmu yang keras kepala, ya?!" pekik Tama, membuat Mina memandangnya dengan tatapan masam.
"Maafkan aku."