"Wah ... kamu benar-benar menyalahkan diriku? Seharusnya jika kamu tidak ingin menikah denganku saat itu, sebaiknya kamu menolaknya saja. Maka aku akan menikah dengan Zhair! Biar saja setiap hari aku KDRT dengannya, toh ... aku juga bukan wanita lemah."
Mina tampak marah besar, dan itu membuat Tama hanya bisa mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat.
"Bukan begitu, sayang."
"Cerai saja jika kamu tidak ikhlas hidup dengan. Masalah anak, tentu saja aku yang akan membesarkannya. Toh ... aku adalah Ibunya! Aku yang mengandungnya. Jadi aku yang akan merawatnya. Sekarang, aku dan kamu sebaiknya bercerai saja!!"
"Tidak, Min ... jangan–"
*****
"Jangan apa, hah? Kamu mau mengajakku bertengkar di sini? Saat aku masih sakit? Wah ... siapa yang– cup!"
Tama mengecup bibir Istrinya dan membuat wanita itu terdiam seketika.
"Huff ... akhirnya kamu diam juga. Sekarang jangan berisik dan dengarkan saja diriku." Tama memandang wajah Mina dengan tatapan lekat.