Tama berjalan menggandeng Mina menuju sebuah restoran yang ada di sisi kiri rumah sakit tersebut.
Tama memaksa Mina untuk masuk ke dalam restoran tersebut, namun sepertinya Mina sangat enggan untuk melakukannya. Terlebih lagi, Mina tidak ingin berduaan di dalam ruangan sempit bersama dengan Tama dalam waktu dekat.
"Aku gak mau ke sana, Tam. Aku pukang saja ke rumah Mama!" ucap Mina, berusaha menghempaskan tangan Tama.
Namun lagi-lagi, Mina merasa tenaganya kalah kuat dengan lelaki ini.
"Hah ... ini sudah ke sekian kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Huf, sebenarnya bagaimana bisa Tama memiliki tenaga sebesar ini? Apakah ia ikut pelatihan tenaga dalam khusus? Kenapa aku selalu merasa kalah dengan lelaki ini," keluh Mina, di dalam hati.
"Bicara dulu denganku baru boleh pulang!"