"Jaga ucapanmu brengsek. Apa yang kamu katakan di depan umum? Bahkan di depan anak-anak! Kau mau mati, hah?!" lantang Tama, menatapnya tajam.
Namun lelaki yang bangkan telah tersungkur itu malah memandangnya dengan tatapan bengis dan membuat Tama semakin naik darah.
"Ku bunuh juga kamu lama-lama, sialan!" ucap Tama, hendak berjalan mendekati lelaki itu.
Namun tiba-tiba Mina menghentikannya dan memandangnya dengan tatapan lembut.
"Hai, Tam kenapa kamu terlihat sangat marah hari ini?" ucap Mina, memandang wajah Taman yang terlihat begitu kesal dengan orang-orang itu.
Bagaimana tidak marah? Ia baru saja ingin menyakitimu, berulang kali! Sebagai suamimu, apakah aku harus diam saja seperti orang bodoh?" seru Tama, membuat Mina terdiam beberapa saat.
Dengan begitu, sekarang Mina tahu jika suaminya ininselalu menahan amarah di depan semua orang karena ia tidak memiliki kesempatan untuk melampiaskannya.
