Hara berjalan di sebelah Tama dengan membawa beberapa kantung belanjaan setelah mereka berkeliling di antara rak-rak makanan yang ada di dalam swalayan.
Keduanya tidak ada yang saling berbicara. Bahkan Tama yang biasanya masih berbicara walaupun dengan ekspresi wajah dingin, kini ia tidak mengajak Hara berbicara sama sekali.
Begitu pula dengan Hara. Ia tidak berani mengajak berbicara Tama karena lelaki itu memiliki ekspresi wajah yang buruk, dengan fokus yang terus tersita oleh layar ponselnya.
Ya ... Tama beberapa kali mengecek ponselnya dengan ekspresi wajah gusar dan juga cemas. Mungkin di dalam hatinya ia sedikit khawatir dengan Mina, sang Istri, yang berada jauh darinya tanpa kabar ataupun berpamitan sebelum ia pergi.
Namun mungkin di sisi lain, Tama juga terlihat cukup kesal karena kelakuan Mina yang sering meninggalkan rumah tanpa meminta izin kepada dirinya yang merupakan Suami dari wanita muda itu.