Dengan mata kosong, nyaris seperti manik mata ikan mati, Mina tampak begitu menyedihkan di sertai sikap dinginnya.
"Aku tak pernah bisa menebak apa yang ada di dalam pikirannya. Namun saat ini, entah mengapa aku bisa melihat semua."
"Seperti seorang landak yang kehilangan semua durinya, Mina yang dalam posisi lemah mungkin akan dalam bahaya saat ini!"
"Apa maksudmu?"
"Direktur perusahaan keamanan terbesar memiliki kelemahan! Terlebih lagi itu karena cinta. Mungkin lebih baik jika Tama tiada, tapi aku juga takut ia menjadi gila."
"Harapan dan doaku memang yang terbaik. Namun bukan untuk Tama, melainkan untuk sahabatku, Mina!"
"Hei, ada apa denganmu? Kamu terdengar menakutkan dengan rentetan perkataan penuh dosa itu. Ada apa sebenar Rey? Kamu menakutkan!"
*****
Railo masih terus memandang wajah Rey yang terlihat semakin gelap. Sorot mata khawatir nan lembut itu perlahan-lahan seperti memiliki dendam di dalamnya.