Tak ada respons. Tubuh Tama semakin berat dan itu membuat Mina memandang wajah Arci dengan tatapan lekat.
"Kak, Tama ...."
Sruk ....
"Tam, kamu baik-baik saja? Tama jawab aku!! Tam ... hah, ia berdarah?"
*****
Mina menatap tangannya yang bersimbah darah. Di lengannya, kepala Tama sudah terkulai lemas dan menjadikan lengan Mina sebagai alas tidurnya.
Mina masih terdiam dengan tubuh kaku. Duduk di atas trotoar dengan menatap tangannya dalam diam.
Sementara Arci langsung mengeluarkan ponselnya dan memanggil pertolongan dari pihak rumah sakit.
Mina yang biasanya sigap, kini mendadak menjadi gagu dan bodoh dalam situasi genting.
"Min? Kenapa kamu malah diam? Suamimu tidak sadarkan diri!" pekik Arci, mengguncang tubuh sang Adik yang terasa panas.
Ya, wanita itu berkeringat dingin dengan wajah kian memucat. Keringat meluncur deras di bagian pelipis, tangannya terasa dingin dan tubuhnya terlihat kaku serta sulit ia gerakkan.
"Sadarlah! Suamimu sedang dalam–"