"Jadi Ayah tidak membelaku?! Wah ... tega sekali!" protes Tama, setengah berteriak.
Mina yang tertawa terbahak-bahak tiba-tiba menjadi terdiam saat melihat kehadiran Marta yang tengah menangis di sana.
"Kakak, bantu aku. A-alan ..."
"Kenapa dengannya?!"
*****
Mina menautkan keningnya dalam saat ia mendapati Marta dengan ekspresi seperti itu. Namun sayangnya ia sedang sakit dan tidak bisa memaksakan diri untuk melihat situasinya secara langsung.
"Bagaimana jika kamu pergi dengannya, Tam? Aku tidak bisa pergi untuk melihatnya karena habis operasi usus buntu. Jadi aku tidak bisa banyak bergerak sekarang ini!" jelas Mina, membuat kedua lelaki yang ada di dekatnya langsung memelototkan matanya lebar.
"Kamu baru saja apa? Operasi? Sungguh, Nak??" seru Ady, langsung berpindah tempat duduk di sebelah Mina dan menggenggam kedua tangan menantunya erat.