"Tidak mau, antarkan aku pulang, Zel. Ya? Ya? Ya ...."
"Bangsat! Turun sana, aku tidak ingin melihat wajahmu, sialan."
Deg ....
"Kenapa marah?"
*****
Azel mendenguskan napasnya kasar dan memandang wajah Amanda dengan tatapan kasar.
"Karena aku sedang tidak mood dan kamu terus saja memaksaku untuk melakukan sesuai kehendakmu. Tidakkah kamu keterlaluan?"
Amanda diam dan memandang wajah Azel lekat. Sorot mata polos yang seakan-akan tidak mengerti maksud dari lelaki itu malah membuat Azel semakin kesal dengan tingkahnya.
"Sudahlah, jika kamu tidak mau turun. Aku saja yang turun! Bawa saja mobil ini, aku tinggalkan kuncinya."
Azel pun segera turun dari tempatnya dan meninggalkan mobil tersebut dengan Amanda yang masih berada di dalamnya.
Mengembuskan napasnya panjang, Amanda segera turun dan mengejar langkah Azel dengan membawa kunci mobil lelaki itu.
"Zel," panggil Amanda, berlari mengejar langkahnya yang semakin cepat saat mendengar suara Amanda mendekat.