Rana berjalan mendekati ruangan Azel setelah ia mendapatkan sebuah laporan penyerangan di kediaman Direktur mereka.
Tok ... tok ....
Azel menoleh dan menatap kedatangan Rana yang berdiri di balik pintu kaca ruang kerja miliknya di perusahaan Lny.
"Masuk," ucap Azel, sembari melirik sekilas ke arahnya.
"Den," ucap Rana, menatap wajah Azel yang seketika mengerutkan keningnya dalam.
"Kamu masih belum bisa menggunakan bahasa Indonesia?" tanya Azel, menatap lelah ke arah wanita yang berdiri di dekat mejanya itu.
"Dereng, Den ...."
"Tapi sudah bisa sedikit-sedikit, kan? Coba bicara dengan bahasa Indonesia."
"Nggeh, Den."
"Bahasa Indonesia, Rana!"
"Baik, Den."
Azel mengembuskan napasnya kasar dan menatap Harry yang berdiri di luar ruangannya tanpa mengetuk pintu dan hanya memperhatikan Rana di dalam sana.
"Coba panggil ia kemari, biar ia saja yang menjelaskan apa yang terjadi. Aku tidak terlalu pintar bahasa Jawa, percuma saja kamu berbicara denganku nanti."