Ting ... tong ....
Bel rumah keluarga Kinza berbunyi. Seseorang di luar sana memencetnya beberapa kali hingga membuat Nyinya pemilik rumah tersebut tergesa-gesa saat mendekati pintunya.
"Tunggu sebentar," ucap Hera, berjalan mendekati pintu dan terdiam beberapa saat ketika menatap wajah Nara yang tampak tegang saat ia keluar kamar.
Hera yang awalnya ingin membukakan pintu, langsung terdiam saat melihat wajah anak keduanya yang terlihat menyedihkan.
"Nara, ada apa dengan wajahmu, Nak?" tanya Hera, berjalan mendekati anaknya dengan langkah cepat.
Ting ... tong ....
"Jangan di buka, Ma." Nara meraih tangan Hera dan menatap wajah wanita paruh baya itu dengan pandangan kaku.
"Kenapa? Apakah ia temanmu? Lalu kenapa tidak di biarkan masuk?" tanya Hera, penasaran.
Nara menggelengkan kepalanya kuat dan mendorong Mamanya untuk pergi masuk ke dalam.