"Bagaimana bisa kamu seperti ini? Kamu kesurupan setan di mana, Mina? Padahal tadi kamu mendebatku!!" pekik Tama, sungguh tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar saat ini.
Mina menggidikkan bahunya acuh dan tersenyum lembut kepadanya.
"Mungkin ini efek samping ciumanmu!"
"A-apa?"
Tama menatap wajah Mina dengan pandangan bengong. Ia bahkan di buat tergagap olehnya dengan lihat, padahal Tama tidak pernah memperlihatkan ekspresi sebodoh ini sepanjang hidupnya.
"Sepertinya aku memang menemukan pawangku," batin Tama, menggeleng-gelengkan kepalanya ampun dan mendekat kembali ke arah Mina.
Mina yang melihat itu langsung waspada dan mundur beberapa langkah dari Tama yang terus mendekat.
Melihat itu, Tama terdiam dan menatap wajah Mina dengan pandangan lekat.
"Aku hanya ingin memelukmu, kemarilah jika kamu tidak mengizinkan aku yang mendekat," ucap Tama, menatap wajah Mina dengan mengulas senyuman kecilnya.