"Itu bagus bukan? Lalu mengapa kalian tampak sulit saat berbicara tadi? Saling bentrok keputusan, kah?"
"Ya, karena aku tidak menginginkan apa yang ia berikan atau tawarkan kepadaku!"
"Tapi kenapa, Nona?"
*****
Mina menatap pada Azel yang semakin penasaran saat melihat reaksinya.
"Jika kamu tahu apa yang ia tawarkan, mungkin kamu juga akan melakukan hal yang sama denganku," ucap Mina, memandang wajah Tama yang mendekati mereka.
"Apa yang ia tawarkan, Nona?"
"Perusahaan perintis! Ia menemukan beberapa anak yang ahli dalam bidangnya tapi belum memiliki investor. Ia memintaku menjadi investor mereka atas namanya. Dengan 80% saham yang akan di berikan kepadaku secara mutlak!" ucap Mina, dengan tatapan nanar.
Namun Azel yang mendengar itu langsung mendelik kaget sambil memandang wajah Mina.
"80% saham? Mutlak? Bukankah itu berarti ia memberikan perusahaan itu kepada Anda? Wah ... ternyata anak-anaknya sangat berharga, ya?"