"Jika aku tidak mau, bagaimana?"
"Aku akan memukulmu sampai menjadi bodoh sepertiku!"
Glek ....
Tama menelan ludahnya susah dan menatap wajah Istrinya yang terlihat garang dengan pandangan takut.
Sementara Mina yang melihat itu hanya mengulas senyuman miring dan menatap wajah Tama dengan pandangan meremehkan.
"Permisi, Bu ...."
Mina menoleh begitu mendengar suara medok khas dari seorang wanita yang selalu ia ingat karena suaranya benar-benar tidak ada duanya.
"Rana?" seru Mina, bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah wanita itu dengan tatapan bertanya-tanya.
Sementara Tama yang tidak pernah melihat gadis itu hanya bisa mengerutkan keningnya dalam dan terus memerhatikan keduanya secara intens.
"Baiklah, tunggu aku di luar sebentar. Aku akan berbicara dengannya terlebih dahulu," ucap Mina, meminta Rana pergi terlebih dahulu.
"Nggeh, Bu."