"Jangan lupakan isi kontrak yang kita tanda tangani. Jaga batasan kita berdua! Paham? Kamu yang menulisnya, dan kamu juga yang memintaku menyetujuinya."
Mendengar itu, senyuman Tama pun ikut sirna. Lagi-lagi Mina mengingatkannya tentang hal itu dan ia tampak tidak senang saat membahasnya.
"Bagaimana bisa kamu melakukan ini lagi? Kamu ingin kita bertengkar lagi seperti terakhir kali?" tanya Tama, menatap Mina dengan lekat dan dekat.
Mina menghentikan Tama yang mendekatinya dengan menahan dada bidang lelaki itu.
"Aku tidak ingin bertengkar denganmu, tapi kamu terus membahasnya seperti kita punya masa depan."
Mina menatapnya dengan pandangan kecewa dan resah.
"Tam, kita berdua tidak memiliki masa depan. Tidak ada rencana dan tidak akan pernah terjadi. Jadi ingat itu," ucap Mina, kembali menatap wajah Tama dengan pandangan tajam dan sedih di saat yang bersamaan.