"Kenapa pula kamu bertindak sok keren dan menyelamatkan gadis itu? Jika kamu tidak ada, siapa yang akan menjadi babu kami saat di sekolah, bodoh!" ucap seorang lelaki, menoyor kening Alan yang sedang di perban sampai kembali berdarah.
Alan hanya diam dengan kepala menunduk. Wajahnya sudah mulai pucat dengan tubuh gemetaran.
"Kalian ingin membunuhnya? Teruskan kalau begitu. Lalu aku akan melaporkan ini ke pihak berwenang, bagaimana?"
Marta menyodorkan ponselnya yang merekam kejadian di depan matanya itu dengan pede.
Ia juga sudah mengeluarkan sorot mata yang tajam dan menatap ketiga orang yang tengah merundung Alan langsung berjalan mundur dan menatap Marta dengan tatapan takut.
"Kau, awas saja jika kita bertemu denganmu lagi. Aku tidak akan mengampunimu," seru lelaki yang terlihat seperti bos di antara ketiganya, kabur terlebih dahulu meninggalkan mereka.