Klek ....
Tama membuka pintu rumah Mertuanya dan berjalan keluar ke teras. Di sana ia melihat Arci yang tengah tertunduk dengan menyesap sebuah batang rokok.
"Loh, Kak? Sejak kapan Kakak menjadi perokok seperti itu? Apakah semuanya baik-baik saja? Karena wajahmu saat ini terlihat benar-benar lelah. Jika kamu membutuhkan sesuatu ataupun bantuan mengenai apapun itu, tolong katakan kepadaku dan aku akan mengusahakannya untuk dirimu. Itulah gunanya saudara!"
Namun Arci hanya menggelengkan kepalanya pelan dan memandang ke arah Tama dengan tatapan lelah dan letih.
"Tidak perlu ikut campur dalam rumah tanggaku, Adik Ipar. Kamu sudah cukup juga saja ada bungsuku dengan baik. Itu lebih dari cukup untukku. Kamu mengerti bukan, Tam?"
Tama mengerutkan keningnya dalam ketika ia melihat tingkah menjanggal dari sang Kakak Ipar.
"Kak, kamu mabuk??"
*****