"Lan!"
"Ugh ... baiklah. Pergilah. Aku akan menghubungi Kakakmu dan meminta bantuan mereka. Tapi awas! Jika kamu terluka, aku tidak akan mengajakmu berbicara selama satu bulan."
Marta mengulas senyuman lembut dan menganggukkan kepalanya pelan.
"Aku akan menepati janjinya. Jangan takut dan lakukan tugasmu dengan baik!" ucap Marta, bangkit dari tempat duduknya dan berlari masuk ke dalam ruangan itu dengan membawa sebuah balok kayu sebagai senjata utamanya.
"Owh ... aku kedatangan tamu yang tak di undang. Tapi seperti ini akan semakin seru karena kita saling mengenal, hehe ... ya kan, Nona Marta."
Deg ... deg ... deg ....
"Apa yang sedang kamu lakukan di tempat ini? Bukankah seharusnya kamu belajar kedokteran– jangan-jangan kamu ...."
Ahk!!
Marta menjerit kesakitan saat lelaki yang ternyata ia kenali itu memandangnya dengan tatapan intens nan menusuk.