"Aku tidak ingin melihatmu lagi, Amanda!" ucap Azran, tegas.
Amanda memandang wajah Azran dengan tatapan tak percaya.
"Apa maksud Anda, A-ayah?"
"Aku mengusirmu! Pergilah dari rumahku dan urus urusanmu sendiri mulai saat ini. Keluargaku atau Kakakmu, tidak akan lagi membantumu!"
"A-apa??!"
*****
Amanda memang wajah Azran yang tampak menyeramkan. Dengan raut wajah dingin dan kening yang berkerut samar, lelaki paruh baya itu memperlihatkan wajah geramnya.
Amanda yang bagai benalu di dalam keluarga Kinza, akhirnya hanya bisa terduduk kaku dan menatap ke bawah dengan naas. Lebih tepatnya, ia menatap genggam tangan Yogi yang menggenggam tangannya dengan erat menggunakan tatapan kecewa.
Tentu saja Yogi tahu hal itu. Yang melekat dengan baik di otak Amanda hanyalah uangnya. Bukan rencana masa depan seperti yang diharapkan sepasang kekasih kebanyakan.