Raven menghela nafas pelan, tak ingin sampai Damian mendengarnya. Ia sudah sangat lelah hari ini, matanya pun terasa perih karena terus membaca dokumen yang banyaknya sampai tak bisa dihitung lagi.
"Tuan, maaf. Tapi bukannya tidak beres, dalam waktu tiga jam saya harus membaca dengan teliti proyek yang jumlahnya hampir ribuan halaman, membaca satu-persatu biaya yang harus dikeluarkan, dan baru bisa menyetujuinya. Saya tidak boleh ceroboh karena ini keputusan yang bernilai ratusan milyar, kan?" ujar Raven berusaha melunakkan hati Damian.
"Jadi, maksudmu kamu keberatan jika kusuruh mengerjakan itu?"
Inginnya sih Raven membalas, tapi tampaknya Damian memang tak akan memberikan kesempatan untuk Raven. Mungkin rencana Damian subuh-subuh seperti ini menelepon Raven adalah untuk mengomeli dan menyudutkan Raven lagi.