Chereads / SENJA TERAKHIR / Chapter 2 - ZAKA ARGAWINATA

Chapter 2 - ZAKA ARGAWINATA

"Siapa kalian?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul di belakang mereka dengan suara berat namun terdengar tegas. Laki-laki itu menatap lekat pada Senja dan Rina. Dilihat dari penampilan mereka berdua seharusnya dia tahu bahwa Senja dan Rina adalah mahasiswi baru.

"Emm..ini kak perkenalkan saya Rina dan ini teman saya Senja. Kami mahasiswi baru kak." jawab Rina hati-hati.

"Oh..maba. Telat ya kalian?" tanya laki-laki itu menyelidik. "Yuk..ikut saya" lanjutnya.

Kemudian Senja dan Rina mengikuti laki-laki tersebut masuk ke dalam kampus Lazuardi.

Dari dalam sini terlihat jelas bahwa kampus ini sangat amatlah besar dan luas. Bangunan fakultas menjulang tinggi. Dengan pohon-pohon besar di halaman depannya. Banyak mahasiswa yang sekedar berteduh di bawahnya dan banyak juga yang berlalu lalang. Jejeran bangunan yang tersusun secara rapi mulai dari rektorat, ruang dekan, ruang dosen, dan juga aula yang begitu besar dengan desain bangunan yang sangat indah.

Halaman utama yang begitu luas langsung menyambut kedatangan mereka. Di sana sudah berbaris rapi para mahasiswa baru.

"Tuhh...teman kalian sudah berbaris rapi sejak 15 menit yang lalu. Kalian berdua malah berdiri gak jelas di depan gerbang" ujar lelaki itu dengan sangat tegas dan penuh penekanan dengan wajah yang terlihat dingin. Kemudian setelah itu ia meninggalkan begitu saja Senja dan Rina yang mematung di tempatnya.

"Senja, maaf yaa..gara-gara aku, kita terlambat" ucap Rina sedikit lirih.

"Udah..gak apa-apa Rin. Sudah terlanjur juga kan. Kita siap-siap aja kena hukuman habis ini" jawab Senja datar. Menatap punggung laki-laki yang meninggalkan mereka sejak dua menit yang lalu.

Setelah itu, Senja dan Rina di giring ke barisan paling depan. Dari tempatnya berdiri sekarang, Senja masih bisa melihat laki-laki itu. Entah kenapa sorot matanya tidak mau lepas sedetik pun dari dia. Segala gerak geriknya tak luput dari pandangan Senja. Tidak biasanya Senja seperti ini. Padahal di depan sana, di atas mimbar ketua BEM sedang menjelaskan tentang lingkungan kampus.

Senja terus saja memperhatikan seseorang yang berada jauh di depannya namun tetap terlihat jelas oleh matanya. Lelaki yang sejak beberapa menit yang lalu mampu mengalihkan perhatiannya. Lelaki dengan jas almamater berwarna navy kebanggan kampusnya. Sangat pas di tubuhnya yang tinggi dan tegap. Sorot matanya sangat tajam ditambah bulu matanya yang cukup lentik. Kulitnya sedikit berwana cokelat khas orang Melayu. Dari nada bicaranya tadi sepertinya dia bukan dari Jawa. Logat Melayunya sangat kental. Rahangnya terlihat jelas dengan hidung mancung menambah pesonanya.

Lagi-lagi, Senja mengamati lekat-lekat laki-laki itu yang kini sedang berjalan ke arahnya. Senja masih belum sadar, pikirannya masih terfokus pada seseorang yang kini telah berdiri tegap di depannya. Memberikan arahan pada Senja, Rina, dan barisan mahasiswa dibelakang mereka.

"Oke...dua barisan kebelakang ini adalah kalian para mahasiswa beruntung yang masuk dalam keluarga besar fakultas kedokteran kampus Lazuardi. Selamat untuk kalian semua" ujar lelaki itu dengan logat Melayunya.

"Semua sudah jelas yaa, apa yang dikatakan ketua BEM tadi ?" lanjutnya.

"Jelaass !!!" jawab mahasiswa serempak menyadarkan Senja dari lamunannya. Ia terlihat bingung dan yang jelas salah tingkah karena mendapati seseorang yang memenuhi pikirannya, sekarang tepat berada di depannya. Sorot mata mereka bertemu sekian detik. Senja mengalihkan pandangannya ke arah Rina yang ada di sampingnya.

"Baik, sekarang kita menuju fakultas kebanggaan kita, yaitu fakultas kedokteran. Hari ini kita akan belajar mengenali lingkungan fakultas" ucapnya.

"Sebelumnya saya akan memperkenalkan beberapa senior yang akan mendampingi kalian." lanjutnya. Ada total 6 senior yang berdiri berjejer di samping laki-laki itu.

"Pertama saya sendiri, ketua BEM Fakultas Kedokteran Zaka Argawinata, bisa dipanggil Arga. Kemudian di samping saya Arum Pramudita menjabat sekretaris BEM fakultas, dan Dika Pandu ketua divisi humas, dll. Arga mengenalkan satu persatu hingga selesai.

Kemudian para senior membagi dua barisan itu ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil untuk di bawa mengelilingi fakultas kedokteran.

Senja dan Rina terpisah kelompok. Senja dan lima belas mahasiswa berada di kelompok satu yang dipimpin oleh Arga sendiri. Kemudian Rina dan lima belas mahasiswa yang lain dipimpin oleh Arum.

Arga menjelaskan secara detail mulai dari ruangan dekan, ruang dosen, ruang kesekretariatan BEM fakultas, ruang kuliah, laboratorium, hingga rumah sakit praktik yang dimiliki oleh kampus Lazuardi. Para mahasiswa terkesima dengan lengkapnya fasilitas yang terdapat di fakultas kedokteran ini. Berbeda dengan Senja, Senja lebih terkesima oleh cara bicara Arga. Setiap kata yang keluar dari bibir tipis Arga sudah seperti lantunan musik klasik yang begitu menenangkan jiwanya.

Sambil menjelaskan ke para mahasiswa baru, Arga diam-diam mencuri pandang ke arah Senja yang seperti melamun sambil menatapnya. Namun Senja tidak sadar akan tatapan Arga padanya. Setelah selesai menjelaskan semua hal tentang fakultas kedokteran tibalah waktu dzuhur. Mereka diberikan waktu istirahat untuk makan siang dan menunaikan sholat.

Sebelum bubar barisan, Arga secara tiba-tiba menyampaikan tugas penting untuk beberapa mahasiswa baru khususnya yang datang terlambat. Senja sedikit terkejut, ia was-was tugas apa yang akan diberikan Arga padanya. Arga melihat itu dan menurutnya Senja sangat lucu.

"Khusus untuk yang terlambat tadi (sambil melirik ke arah Senja dengan senyum tipisnya yang ia sembunyikan) nanti setelah jam istirahat tolong cari biodata lengkap mulai dari nama, tempat tanggal lahir, alamat, jurusan, dan nomor telepon anggota BEM kampus bukan BEM fakultas, minimal 10 anggota." jelas Arga.

Senja membelalakkan matanya. Ia terkejut dengan tugas tambahan dari Arga yang menurutnya sangat memberatkan. Mencari biodata 10 anggota BEM ?? Bahkan satu saja Senja tidak mengenal anggota BEM. Satu-satunya yang seharusnya ia tahu yaitu Ketua BEM yang memberikan arahan tadi pagi di halaman. Tapi itu pun ia tak tau wajahnya karena sibuk melamunkan Arga. Senja sedikit kesal, ia berniat melontarkan protes namun terpotong oleh suara adzan dzuhur yang sudah berkumandang. Memanggil umat manusia untuk menghadap sang pencipta.

Semua mahasiswa bergegas menuju masjid besar yang terdapat di dekat halaman utama kampus. Senja bertemu Rina di depan masjid. Senja ingin menanyakan sesuatu kepada Rina. Jelas tentang tugas yang diberikan oleh Arga.

"Rin...kamu setelah istirahat nanti dapat tugas tambahan apa enggak?" tanyanya pada Rina yang berjalan di sampingnya menuju masjid.

Rina sedikit bingung dengan maksud pertanyaan Senja. "Tugas tambahan apa?" jawabnya santai.

"Itu tugas tambahan bagi yang terlambat tadi Rin. Aku disuruh nyari biodata 10 anggota BEM". jelas Senja.

"Hah !!?? Biodata 10 anggota BEM !? Enggak, aku gak dapat tugas tambahan tuh. Nanti setelah dzuhur acaranya kan materi di kelas Sen." ujar Rina menjelaskan.

"Aku dapat tugas itu Rin. Dan aku gak tau siapa aja anggota BEM itu." ucap Senja bingung.

"Siapa siih yang nyuruh kamu nyari biodata anggota BEM. Kok aneh banget, kita sama-sama terlambat tapi kok cuma kamu yang kena hukumannya" tanya Rina emosi.

"Senior Arga yang memberikan tugasnya Rin. Kamu tau kan, ketua BEM fakultas kita." jawab Senja lirih meratapi nasibnya.

"Gilaa yaa !! Kok ngasih tugas yang memberatkan gitu. Gak punya simpati dan empati emang." ujar Rina yang sudah tersulut emosinya. Senja hanya menghela nafas beratnya melihat temannya ini yang mudah emosi.

"Sudah Rin, tahan emosimu. Aku akan berusaha dulu nanti. Kalau gak dapat 10 yaa Wallahualam. Aku serahkan semuanya pada Allah." ujar Senja lemah.

"Bukan serahkan semuanya pada Allah, tapi serahkan semuanya pada senior Arga Sen." jawab Rina yang hanya di balas helaan nafas oleh Senja.

Mereka berdua sudah sampai di halaman masjid dan bergegas mengambil wudhu. Menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Setelah mengambil wudhu, Senja dan Rina masuk ke dalam masjid untuk segera menunaikan sholat dzuhur berjamaah dengan mahasiswa lainnya. Namun tidak sengaja ujung mata Senja melihat Arga memasuki masjid menuju tempat imam berada.